acejuara'site
Penduduk Cimeta Setiap Hari ke Singapura
Pikiran Rakyat
Jumat, 3 Februari 2006
oleh Budi Brahmantyo
RUPANYA orang kaya di Jakarta pun kalah oleh penduduk Kampung Cimeta, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. Kalau orang kaya Jakarta mungkin hanya sebulan atau beberapa bulan sekali pergi ke Singapura, penduduk Kampung Cimeta hampir setiap hari ke Singapura! Apa tidak hebat?
Bagi yang ingin mengetahui hal itu dan suka hiking , coba saja ikuti jalur menantang berikut ini. Naiklah bus dari terminal Leuwipanjang jurusan Cianjur, Sukabumi atau Bogor. Di sekitar Citatah pada KM-24 berhentilah dan turun. Lalu ikuti jalan tambang batukapur ke arah Gunung Masigit. Sesampainya di sebuah pabrik pengolah batugamping yang menjadi salah satu agen perusak perbukitan karst Citatah itu, ambillah jalan ke utara menuju Pasir Pawon (Pasir=Bukit dalam bahasa Sunda biasa disingkat Pr.).
Nikmatilah bentukan alam Taman Batu Puncak Pr. Pawon. Di sinilah kita menyaksikan satu-satunya bukit yang masih lestari di kawasan karst Citatah yang sedang menuju tahap kehancuran, akibat penggalian liar batugamping. Sangatlah membanggakan ketika akhirnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah merencanakan Pr. Pawon sebagai salah satu kawasan Cagar Geologi, selain Ciletuh di Sukabumi Selatan.
Setelah puas menikmati batu-batu yang merekam jejak terumbu karang purba di Puncak Pr. Pawon, ambillah jalan setapak menurun ke utara ke Kampung Cinyusuan. Jangan lupa mampir ke Gua Pawon. Sebuah situs dengan kerangka Manusia Pawon yang ditaksir pernah hidup 10.000 tahun yang lalu.
Dari Kampung Cinyusuan perjalanan mengutara lagi menyusuri lembah sungai kecil Cibukur. Di antara sawah yang berundak-undak, kita akan menikmati perjalanan alam perdesaan Priangan yang boleh dikatakan masih tersisa, asli dan asri. Ujung penyusuran lembah Sungai Cibukur berakhir di suatu daerah yang bernama Cirawa. Setelah Cirawa, perjalanan melalui hutan karet yang teduh di punggungan Pr. Kolecer menuju lembah Sungai Cimeta. Nah, di sinilah penulis bertemu dengan seorang ibu-ibu separuh baya yang tampak bugar memikul gembolan.
“Bade kamana buuu?” tanya penulis sedikit basa-basi, menanyakan akan ke mana si ibu pergi.
“Bade ka Singapura…,” jawabnya ketika berpapasan. Dengan langkah mantap si ibu terus berlalu.
Hah? Mau ke Singapura? Hebat benar, hanya dengan gembolan dan bersandal jepit mau ke Singapura? Apakah ia akan memanfaatkan jasa layanan pesawat terbang Bandung-Singapura yang telah diluncurkan sejak tahun lalu? Belum sempat penulis bertanya lebih jauh, si ibu sudah menghilang di belokan jalan setapak itu.
Belum lepas dari keheranan, datanglah bapak-bapak dan seorang yang lebih muda dari arah yang sama. Ketika iseng bertanya lagi, wah rupanya kedua penduduk itu pun mau ke Singapura. Bahkan kata si bapak, “abdi mah unggal dinten uah-uih ka Singapura”. Luar biasa, ke Singapura pulang-pergi setiap hari!
Sangat penasaran, penulis akhirnya membuka peta topografi buatan Angkatan Darat Amerika AMS (US Army Map Service terbitan terakhir tahun 1962) yang bisa didapat di Puslitbang Geologi Jln. Diponegoro 57 Bandung. Ya tentu saja penduduk Kampung Cimeta bisa pulang-pergi ke Singapura, karena di peta tertulis suatu kampung bernama Singapura, berjarak hanya 2 km dari Cimeta. Pantas, pantas, penduduk Cimeta, Cirawa, dan kampung-kampung sekitarnya bisa pulang pergi setiap hari ke Singapura.
Singapura adalah salah satu kampung yang berada di lembah Sungai Cimeta. Untuk menuju Purwakarta, penduduk di utara Citatah ini rupanya lebih senang melintasi punggungan bukit Pr. Kolecer, menyeberang Sungai Cimeta, terus ke Singapura, dan dari sana terdapat jalan yang menuju jalan raya Bandung - Purwakarta. Selain itu, bagi yang akan ke Cianjur bisa menunggu kereta api Bandung - Cianjur yang akan melalui jalan rel sepanjang puncak punggungan, mulai dari Stasiun Tagogapu, Stasiun Cipatat dan terus ke arah barat menuju Cianjur.
Jalur ini terpisah dengan jalur sibuk kereta api Bandung - Jakarta via Purwakarta sejak Stasiun Padalarang. Tetapi sejatinya, jalur rel Bandung - Jakarta via Cianjur, Sukabumi dan Bogor ini adalah jalur rel bersejarah, karena sebelum via Purwakarta, jalur inilah yang menjadi jalur kereta api pertama Bandung - Jakarta. Jalur ini pertama resmi dibuka pada 1884.
Dari Stasiun Padalarang, jalur rel merayapi lereng terjal batugamping di Tagogapu, sisa-sisa taman terumbu karang purba berumur Oligosen-Miosen, sekira 30 sampai 25 juta tahun yang lalu. Lembah di utara jalur rel adalah lembah terjal Sungai Cimeta. Lembah inilah yang dikenal sebagai “lembah tidak sepadan” atau underfit valley dari Sungai Citarum purba. Ketika Sungai Citarum purba terbendung di sekitar Ngamprah oleh produk letusan G. Tangkubanparahu, ke arah hilir, lembah sungai yang lebar ini hanya disuplai oleh cabang sungai-sungai yang kecil, sehingga terjadi ketidaksepadanan antara lebar lembah dan air yang mengalir.
Namun sayang, sejak terjadinya keruntuhan tanah di Terowongan Lampegan antara Cianjur dan Sukabumi, jalur ini dapat dikatakan mati. Kereta api yang aktif sekarang hanya satu rangkaian melayani Bandung sampai Cianjur saja. Itu pun lebih bersifat layanan sosial daripada komersial.
Melayani penumpang dalam dua rit sehari dan menarik dua gerbong saja. Kereta api ini, dapat diberhentikan di mana saja. Tidak selalu harus di halte. Seperti angkot saja.
Jadi, Kalau mau ke Singapura tidak perlu repot-repot berongkos mahal, cukup hiking di utara Gua Pawon, atau naik kereta api Bandung-Cianjur dan berhenti di Pr. Kolecer. Betapa bahagianya bisa ke Singapura dengan ongkos kurang dari Rp 25.000,00.***
sumber yg lainnya: http://books.google.co.id/books?id=cBpTIbiK9hUC&pg=PA13&lpg=PA13&dq=sungai+cimeta+purba&source=bl&ots=9msfqvc2zO&sig=0SDpZAfqPgs7sUeCnR34E3ssvVc&hl=id&ei=C8bJSt3gB4KPkAWkpozcBQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3#v=onepage&q=sungai%20cimeta%20purba&f=false
slide show mypictures
Ace Juara Site Slideshow: Ace’s trip to Bandung, Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Bandung slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.
Senin, 05 Oktober 2009
Penduduk Cimeta Setiap Hari ke Singapura
Diposting oleh ASEP RAHMAT di 03.15
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar